Comeback-nya Michael Schumacher ke ajang Formula 1 dimanfaatkan Mercedes-Benz untuk mengenalkan salah satu mobil safety car yang paling bertenaga dalam sejarah safety car F1.
Dalam pameran mobil Geneva Motor Show di Swiss, Schumi dan pembalap Mercedes lainnya Nico Rosberg memperkenalkan safety car terbaru untuk Formula 1 musim 2010. Safety car itu tak lain adalah si sayap terbang Mercedes-Benz SLS AMG 6.300 cc.
Selama 14 tahun Mercedes-Benz memang dipercaya sebagai mobil safety car di ajang balap jet darat F1.
Di
tahun ini, Mercedes-Benz harus mempersiapkan kembali mobil andalannya
si sayap terbang yakni Mercedes-Benz SLS AMG 6.300 cc sebagai safety car
di balap jet darat Formula1 atau F1 menggantikan model SL 63 AMG, yang
digunakan sebagai Safety Car F1 pada 2008 dan 2009.
Seperti
dikutip situs resmi Daimler, Rabu (3/3/2010) SLS Mercedes-Benz AMG akan
memulai perannya di ajang F1 mulai seri pertama yang digelar di Manama,
Bahrain, pada 12 sampai 14 Maret 2010 mendatang. Namanya safety car, mobil ini tak boleh didahului oleh pembalap F1 lainnya di jalur balap.
Rencananya SLS Mercedes-Benz AMG ini akan dikemudikan oleh Bernd Maylander (38) dari Jerman yang akan siaga penuh di pit lane selama balapan berlangsung.
Bernd
si penunggang SLS Mercedes-Benz AMG akan diturunkan sebelum balapan
dimulai dan ketika ada situasi berbahaya dalam balapan seperti halnya
ketika terjadi kecelakaan atau kondisi cuaca buruk yang dirasa
membahayakan pembalap. Pada saat seperti itu safety car harus bisa
menuntun dan mengimbangi kecepatan minimum mobil-mobil F1.
Sayap terbang ini diilhami mesin AMG berkapasitas 6.300 cc berkonfigurasi V8. Dengan mesin besarnya, sport car
SLS AMG mampu memuntahkan tenaga sebesar 571 Hp dengan torsi 650Nm.
Sementara performa mesin sangarnya membuat bodi SLS AMG berlari 0-100 km
per jam hanya dalam waktu 3,8 detik.
Sementara untuk konsumsi bahan bakar sedan sport SLS AMG membutuhkan 13,2 liter untuk jarak 100 km.
Sekedar
mengingatkan, mobil cepat itu ternyata sudah dipesan sebanyak 9 unit
oleh sebagian konsumen Indonesia. Bahkan, masing-masing konsumen rela
melakukan down payment (DP) lebih dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar